Bila kita
rajin membuka lembaran kehidupan sahabat rasul, sebagian dari mereka
adalah orang-orang yang menemukan cahaya ilahi setelah sekian lama berada dalam
jeratan tali kejahiliyyahan. Seperti Umar bin Khaththab, beliau pernah merasakan dan berjuang membela kekafiran.
Tetapi atas hidayah Allah, beliau mampu
berbalik arah 180 derajat menghabiskan hidupnya untuk kepentingan Islam.
Kejayaan Islam yang pernah diraih sampai memayungi dua pertiga dunia pun
merupakan hasil jerih payahnya.
Sejarah
hidup ulama tabi'in juga tidak semuanya seputih yang kita sangka, ulama
sekaliber Malik bin Dinar yang nasihatnya begitu tajam menusuk hati ternyata
mantan peminum khamr kelas berat, yang akhirnya ia pun memasuki rumah taubat.
Sungguh suatu prestasi yang sangat mengagumkan, sesudah hidup dalam cahaya
Islam, tidak terlintas sedikit pun di hatinya untuk kembali pada kekufuran dan
kemaksiatan.
Kini pun,
gelombang taubat terus bergema tak pernah henti. Banyak pencuri yang tertunduk
lesu mengakui setumpuk kesalahannya, pemabuk yang akhirnya bersimpuh sujud
memahasucikan-Nya, atau para pezina yang meneteskan air mata menyesali segudang
perbuatan nistanya. Seakan tak mau kalah, tidak jarang koruptor yang
menghentikan tindak korupsinya, pedagang lancung yang tak mau lagi mencurangi
timbangan, sampai kalangan artis dan penyanyi yang menyatakan pensiun dari
profesinya, bahkan ada sebagian nonmuslim yang memutuskan untuk memeluk Islam.
Mereka semua memproklamirkan diri bertaubat dan memohon ampunan dari Allah yang
Maha Pengampun.
Alangkah
indah andaikata pemandangan taubat di atas bisa bertahan abadi sepanjang hayat
masih dikandung badan. Karena sikap taubat itu nanti akan mengantarkan mereka
pada akhir yang baik (husnul khatimah)
saat ajal menjemput dan akan dirasakan kelezatannya di surga kelak.
Penulis : RAMDAN PRIATNA, S.Sos.I
1. Direktur UPU
2. Kepala Sekolah SDIT BAHTERA NUH
3. Ketua Forum Komunikasi Aktivis Dakwah
0 komentar:
Posting Komentar