Sabtu, 31 Desember 2016

Taubat

Bila kita rajin membuka lembaran kehidupan sahabat rasul, sebagian dari mereka adalah orang-orang yang menemukan cahaya ilahi setelah sekian lama berada dalam jeratan tali kejahiliyyahan. Seperti Umar bin Khaththab, beliau pernah merasakan dan berjuang membela kekafiran. Tetapi atas hidayah Allah, beliau mampu berbalik arah 180 derajat menghabiskan hidupnya untuk kepentingan Islam. Kejayaan Islam yang pernah diraih sampai memayungi dua pertiga dunia pun merupakan hasil jerih payahnya.
Sejarah hidup ulama tabi'in juga tidak semuanya seputih yang kita sangka, ulama sekaliber Malik bin Dinar yang nasihatnya begitu tajam menusuk hati ternyata mantan peminum khamr kelas berat, yang akhirnya ia pun memasuki rumah taubat. Sungguh suatu prestasi yang sangat mengagumkan, sesudah hidup dalam cahaya Islam, tidak terlintas sedikit pun di hatinya untuk kembali pada kekufuran dan kemaksiatan.
Kini pun, gelombang taubat terus bergema tak pernah henti. Banyak pencuri yang tertunduk lesu mengakui setumpuk kesalahannya, pemabuk yang akhirnya bersimpuh sujud memahasucikan-Nya, atau para pezina yang meneteskan air mata menyesali segudang perbuatan nistanya. Seakan tak mau kalah, tidak jarang koruptor yang menghentikan tindak korupsinya, pedagang lancung yang tak mau lagi mencurangi timbangan, sampai kalangan artis dan penyanyi yang menyatakan pensiun dari profesinya, bahkan ada sebagian nonmuslim yang memutuskan untuk memeluk Islam. Mereka semua memproklamirkan diri bertaubat dan memohon ampunan dari Allah yang Maha Pengampun.
Alangkah indah andaikata pemandangan taubat di atas bisa bertahan abadi sepanjang hayat masih dikandung badan. Karena sikap taubat itu nanti akan mengantarkan mereka pada akhir yang baik (husnul khatimah) saat ajal menjemput dan akan dirasakan kelezatannya di surga kelak.


Penulis : RAMDAN PRIATNA, S.Sos.I
1.     Direktur UPU
2.    Kepala Sekolah SDIT BAHTERA NUH
3.    Ketua Forum Komunikasi Aktivis Dakwah

0 komentar:

Posting Komentar