عَنْ
أَبِي ذَرّ جُنْدُبْ بْنِ جُنَادَةَ وَأَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ مُعَاذ بْن جَبَلٍ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
: اِتَّقِ اللهَ حَيْثُمَا كُنْتَ، وَأَتْبِعِ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ
تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ
[رواه الترمذي وقال حديث حسن وفي بعض النسخ حسن صحيح]
Dari Abu
Dzar, Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdurrahman, Mu’adz bin Jabal radhiyallahu
anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Bertakwalah
kepada Allah di mana saja engkau berada dan susullah sesuatu perbuatan dosa
dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya dan bergaullah sesama manusia
dengan akhlaq yang baik.” (H.R.
Tirmidzi, ia telah berkata: Hadits ini hasan, pada lafazh lain hasan shahih)
Penjelasan :
Riwayat hidup Abu Dzar itu banyak. Ia masuk Islam
ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masih di Makkah
dan beliau menyuruhnya kembali kepada kaumnya. Namun ketika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menyaksikan
tekadnya untuk tinggal di Makkah bersama beliau, maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam tidak mampu
lagi mencegahnya.
Sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada Abu Dzar, “Bertakwalah kepada Allah di mana saja engkau berada dan susullah
sesuatu perbuatan dosa dengan kebaikan, pasti akan menghapuskannya.”
Hal ini sejalan dengan firman Allah, “Sesungguhnya segala amal kebajikan
menghapus segala perbuatan dosa.” (Q.S. Hud : 114)
Sabda beliau, “Bergaullah sesama manusia dengan akhlak yang baik”, maksudnya bergaullah
dengan manusia dengan cara-cara yang kamu merasa senang bila diperlakukan oleh
mereka dengan cara seperti itu. Ketahuilah bahwa yang paling berat timbangannya
di akhirat kelak adalah akhlak yang baik. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling aku cintai di antara kamu dan yang
paling dekat kepadaku posisinya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik
akhlaknya di antara kamu.”
Akhlak yang baik adalah sifat para nabi, para
rasul, dan orang-orang mukmin pilihan. Perbuatan buruk hendaklah tidak dibalas
dengan keburukan, tetapi dimaafkan dan diampuni serta dibalas dengan kebaikan.
(Dikutip
dari kitab Syarhul Arba’iina Haditsan
An-Nawawiyah, Ibnu Daqiqil Ied)
0 komentar:
Posting Komentar