Konsekuensi Mencela Sahabat Nabi
Mereka yang mencaci atau mencela para sahabat bahkan
mengkafirkannya memiliki beberapa konsekuensi di antaranya:
1. Meragukan Al-Quran, karena Al-Quran memuji dan
menyanjung para sahabat. Meragukan As-Sunnah, karena As-Sunnah banyak memuji
para sahabat.
2. Mencela Al-Quranul karim dan As-Sunnah, bahkan Agama Islam itu sendiri, karena
yang membawa Al-Quran, As-Sunnah dan Islam adalah para sahabat, maka mencela
yang membawa berarti pula mencela yang dibawa.
3. Kalau para sahabat tercela, yang mereka ini merupakan generasi awal dari umat ini,
maka seburuk-buruk umat adalah umat ini yaitu umat Nabi Muhammad.
4. Meragukan Rasulullah karena gagal mendidik
para sahabatnya.
5. Menganggap
Allah tidak tahu yang akan terjadi karena memuji para sahabat sedangkan pada
akhirnya mereka akan murtad.
Mereka yang Telah Mencela Para Sahabat Nabi
Kaum yang paling besar kebencian dan permusuhannya kepada
para sahabat nabi adalah Syiah Rafidhah. Kebencian dan permusuhan tersebut
sangat tampak dari ucapan para ulama dan pembesar mereka dari dahulu hingga
sekarang. Berikut ini sebagian dari ucapan mereka,
1. Ucapan
Al-Kulaini (Muhammad bin Ya’qub bin Ishaq al-Kulaini ar-Razi, seorang ulama
besar Syiah yang hidup sekitar abad ke-3 H).
Ia meriwayatkan dengan
sanadnya dari Abu Ja’far, berkata, “Manusia (para sahabat, red) adalah
orang-orang murtad sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi kecuali tiga
orang”. Aku (salah satu periwayat ucapan ini, red) pun bertanya : “Siapa tiga
orang tersebut ?” Maka Abu Ja’far menjawab : “Al-Miqdad bin Al-Aswad, Abu Dzar,
dan Salman al-Farisi …” (Ar-Raudhah Min Al-Kafi, ar.lib.eshia.ir)
2. Ucapan
Muhammad Baqir Al-Majlisi (seorang ulama Syiah yang hidup sekitar abad ke-10
H).
Ia berkata, “Aqidah
kami dalam hal kebencian adalah membenci empat berhala, yaitu : Abu Bakar,
Umar, Utsman, Mu’awiyah dan empat wanita, yaitu ‘Aisyah, Hafshah, Hindun, Ummul
Hakam beserta seluruh orang yang mengikuti mereka. Mereka adalah sejelek-jelek
makhluk Allah di muka bumi ini. Tidaklah sempurna iman kepada Allah, Rasul-Nya,
dan para imam, kecuali setelah membenci musuh-musuh tadi”. (Haqqul Yaqin).
3. Ucapan
Khomeini (seorang tokoh spiritual negara Syiah Rafidhah Iran, hidup antara 1902
– 1989).
Ia mengatakan, “Sesungguhnya
penyimpangan dua syaikh (Abu Bakar dan Umar) terhadap Al-Quran tidaklah
dianggap apa-apa oleh kaum muslimin, sebagaimana tidak jauh dari Umar untuk ia
mengatakan: “Sesungguhnya Allah, Jibril, dan Nabi telah salah dalam menurunkan
ayat ini”. Kemudian anak-anak Sunnah (Ahlussunnah Wal Jamaah) mendukung apa
yang dibuat-buat Umar untuk mengubah agama Islam dan mereka pun menguatkan
ucapan-ucapan Umar dibanding ayat-ayat Al Qur’an”. (Kasyful Asrar,
forum.galbdz.com).
Bahkan di setiap usai
shalat Subuh, Khomeini mengulang-ulang doa laknat untuk Abu Bakar, Umar,
‘Aisyah dan Hafshah.
4. Ucapan
Badruddin Al-Hutsi (pendiri kelompok Houthi yang berpemahaman Syiah Rafidhah di
Yaman, hidup antara 1926 – 2010).
Dia berkata, “Aku
sendiri beriman untuk mengkafirkan mereka (para sahabat) karena mereka telah
menyelisihi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Alihi”. (www.alrashead.net).
5. Ucapan
Husain bin Badruddin Al-Hutsi (pemimpin ke-1 kelompok Houthi sekaligus anak
Badruddin di atas, lahir 1959 – 2004. Setelah tewas dalam peperangan,
Husain diganti oleh adiknya, Abdul Malik bin Badruddin yang kini bersama
pemberontak Houthi sedang memerangi kaum muslimin di Yaman).
Husain Al-Hutsi berkata
dalam salah satu ucapannya, “Setiap kejelekan pada umat ini … setiap
kezaliman pada umat ini … dan setiap kekerasan yang umat ini terjatuh ke
dalamnya … yang bertanggung jawab adalah: Abu Bakar, Umar dan Utsman … dan Umar
secara khusus, karena dialah arsitek seluruh perbuatan ini”. (www.alrashead.net).
6. Ucapan
Jalaluddin Rakhmat (ikon Syiah di Indonesia, masih hidup).
Dalam buku karyanya
berjudul Quranic Wisdom hal. 59 terbitan Mizan, ia mencela
Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhuma bahwa
beliau (tentunya dengan tuduhan dusta) menetapkan keharusan mengutuk Ali dalam
mimbar-mimbar pertemuan, khotbah-khotbah Jumat, bahkan dalam qunut subuh. Nama
dan peranan Ali hendak dihilangkan dari sejarah Islam. (www.syiahindonesia.com)
Tujuan Jahat Dibalik Celaan Terhadap Para Sahabat Nabi
Ternyata ada tujuan jahat dibalik kaum Syiah Rafidhah
mencela para sahabat nabi, yaitu menggugurkan Al-Quran, hadits nabi, dan
Islam secara keseluruhan karena tidaklah yang menyampaikan itu semua, melainkan
para sahabat radhiyallahu ‘anhum.
Al-Hafizh al-Khathib al-Baghdadi rahimahullah membawakan
sanadnya sampai kepada al-Imam Abu Zur’ah, berkata, “Apabila
engkau melihat seseorang merendahkan salah satu sahabat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, maka ketahuilah bahwa ia adalah zindiq (munafik).Yang
demikian itu karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di sisi kita
adalah kebenaran. Al-Quran adalah kebenaran. Hanyalah yang menyampaikan
Al-Quran dan Sunnah-sunnah nabi ini adalah para sahabat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam. Hanyalah yang mereka (kaum Syiah itu) inginkan adalah
mencela para saksi kita (para sahabat) untuk kemudian menggugurkan Al-Quran dan
as-Sunnah. Justru merekalah yang lebih layak dicela karena mereka adalah kaum
zindiq”.
Disarikan
dari berbagai sumber.
0 komentar:
Posting Komentar