Sabtu, 31 Desember 2016

Jangan Mencela Sahabat Nabi

Konsekuensi Mencela Sahabat Nabi
Mereka yang mencaci atau mencela para sahabat bahkan mengkafirkannya memiliki beberapa konsekuensi di antaranya:
1.   Meragukan Al-Quran, karena Al-Quran memuji dan menyanjung para sahabat. Meragukan As-Sunnah, karena As-Sunnah banyak memuji para sahabat.
2. Mencela Al-Quranul karim dan As-Sunnah, bahkan Agama Islam itu sendiri, karena yang membawa Al-Quran, As-Sunnah dan Islam adalah para sahabat, maka mencela yang membawa berarti pula mencela yang dibawa.
3.  Kalau para sahabat tercela, yang mereka ini merupakan generasi awal dari umat ini, maka seburuk-buruk umat adalah umat ini yaitu umat Nabi Muhammad.
4.   Meragukan Rasulullah karena gagal mendidik para sahabatnya.
5.   Menganggap Allah tidak tahu yang akan terjadi karena memuji para sahabat sedangkan pada akhirnya mereka akan murtad.

Mereka yang Telah Mencela Para Sahabat Nabi
Kaum yang paling besar kebencian dan permusuhannya kepada para sahabat nabi adalah Syiah Rafidhah. Kebencian dan permusuhan tersebut sangat tampak dari ucapan para ulama dan pembesar mereka dari dahulu hingga sekarang. Berikut ini sebagian dari ucapan mereka,
1.  Ucapan Al-Kulaini (Muhammad bin Ya’qub bin Ishaq al-Kulaini ar-Razi, seorang ulama besar Syiah yang hidup sekitar abad ke-3 H).
Ia meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Ja’far, berkata, “Manusia (para sahabat, red) adalah orang-orang murtad sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wa alihi kecuali tiga orang”. Aku (salah satu periwayat ucapan ini, red) pun bertanya : “Siapa tiga orang tersebut ?” Maka Abu Ja’far menjawab : “Al-Miqdad bin Al-Aswad, Abu Dzar, dan Salman al-Farisi …” (Ar-Raudhah Min Al-Kafi, ar.lib.eshia.ir)
2.  Ucapan Muhammad Baqir Al-Majlisi (seorang ulama Syiah yang hidup sekitar abad ke-10 H).
Ia berkata, “Aqidah kami dalam hal kebencian adalah membenci empat berhala, yaitu : Abu Bakar, Umar, Utsman, Mu’awiyah dan empat wanita, yaitu ‘Aisyah, Hafshah, Hindun, Ummul Hakam beserta seluruh orang yang mengikuti mereka. Mereka adalah sejelek-jelek makhluk Allah di muka bumi ini. Tidaklah sempurna iman kepada Allah, Rasul-Nya, dan para imam, kecuali setelah membenci musuh-musuh tadi”. (Haqqul Yaqin).
3.  Ucapan Khomeini (seorang tokoh spiritual negara Syiah Rafidhah Iran, hidup antara 1902 – 1989).
Ia mengatakan, “Sesungguhnya penyimpangan dua syaikh (Abu Bakar dan Umar) terhadap Al-Quran tidaklah dianggap apa-apa oleh kaum muslimin, sebagaimana tidak jauh dari Umar untuk ia mengatakan: “Sesungguhnya Allah, Jibril, dan Nabi telah salah dalam menurunkan ayat ini”. Kemudian anak-anak Sunnah (Ahlussunnah Wal Jamaah) mendukung apa yang dibuat-buat Umar untuk mengubah agama Islam dan mereka pun menguatkan ucapan-ucapan Umar dibanding ayat-ayat Al Qur’an”. (Kasyful Asrar, forum.galbdz.com).
Bahkan di setiap usai shalat Subuh, Khomeini mengulang-ulang doa laknat untuk Abu Bakar, Umar, ‘Aisyah dan Hafshah.
4.  Ucapan Badruddin Al-Hutsi (pendiri kelompok Houthi yang berpemahaman Syiah Rafidhah di Yaman, hidup antara 1926 – 2010).
Dia berkata, “Aku sendiri beriman untuk mengkafirkan mereka (para sahabat) karena mereka telah menyelisihi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa Alihi”. (www.alrashead.net).
5. Ucapan Husain bin Badruddin Al-Hutsi (pemimpin ke-1 kelompok Houthi sekaligus anak Badruddin di atas, lahir 1959 – 2004. Setelah tewas dalam peperangan, Husain diganti oleh adiknya, Abdul Malik bin Badruddin yang kini bersama pemberontak Houthi sedang memerangi kaum muslimin di Yaman).
Husain Al-Hutsi berkata dalam salah satu ucapannya, “Setiap kejelekan pada umat ini … setiap kezaliman pada umat ini … dan setiap kekerasan yang umat ini terjatuh ke dalamnya … yang bertanggung jawab adalah: Abu Bakar, Umar dan Utsman … dan Umar secara khusus, karena dialah arsitek seluruh perbuatan ini”. (www.alrashead.net).
6.   Ucapan Jalaluddin Rakhmat (ikon Syiah di Indonesia, masih hidup).
Dalam buku karyanya berjudul Quranic Wisdom hal. 59 terbitan Mizan, ia mencela Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiyallahu ‘anhuma bahwa beliau (tentunya dengan tuduhan dusta) menetapkan keharusan mengutuk Ali dalam mimbar-mimbar pertemuan, khotbah-khotbah Jumat, bahkan dalam qunut subuh. Nama dan peranan Ali hendak dihilangkan dari sejarah Islam. (www.syiahindonesia.com)

Tujuan Jahat Dibalik Celaan Terhadap Para Sahabat Nabi
Ternyata ada tujuan jahat dibalik kaum Syiah Rafidhah mencela para sahabat nabi, yaitu menggugurkan Al-Quran, hadits nabi, dan Islam secara keseluruhan karena tidaklah yang menyampaikan itu semua, melainkan para sahabat radhiyallahu ‘anhum.
Al-Hafizh al-Khathib al-Baghdadi rahimahullah membawakan sanadnya sampai kepada al-Imam Abu Zur’ah, berkata, “Apabila engkau melihat seseorang merendahkan salah satu sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ketahuilah bahwa ia adalah zindiq (munafik).Yang demikian itu karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di sisi kita adalah kebenaran. Al-Quran adalah kebenaran. Hanyalah yang menyampaikan Al-Quran dan Sunnah-sunnah nabi ini adalah para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hanyalah yang mereka (kaum Syiah itu) inginkan adalah mencela para saksi kita (para sahabat) untuk kemudian menggugurkan Al-Quran dan as-Sunnah. Justru merekalah yang lebih layak dicela karena mereka adalah kaum zindiq”.
Disarikan dari berbagai sumber.

0 komentar:

Posting Komentar