1. Niat Shaum. Maksudnya,
kesengajaan hati untuk melaksanakan shaum Ramadhan di siang hari. Niat tidak
usah dilafadkan. Melafadkan niat dinilai sebagai perbuatan yang diada-adakan
dan tidak masuk akal, karena niat tempatnya di dalam hati, bukan di lisan.
Orang yang niat shaum Ramadhan tidak perlu memperbaharui niat pada setiap malam
bulan Ramadhan, cukup ia berniat melaksanakan ibadah shaum saat akan memasuki
bulan Ramadhan.
2. Mengakhirkan Sahur. Waktu
sahur yang paling baik menjelang shubuh, kira-kira sama dengan orang yang
membaca Al-Quran 50 ayat dengan tartil. Inilah sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Mengakhirkan
sahur lebih mengenakkan bagi orang yang shaum dan lebih selamat dari serangan
kantuk. Ukuran 50 ayat sekitar 10 – 15 menit menjelang adzan shubuh.
3. Menyegerakan Berbuka. Dalam
hadits Al-Bukhari Rasulullah bersabda, “Manusia
senantiasa berada dalam kebaikan sepanjang menyegerakan buka.” Shaum ditetapkan dari mulai
terbit fajar sampai tibanya waktu maghrib. Bila maghrib telah tiba, maka
disunnahkan segera mencicipi makanan ringan yang manis. Jadi, orang yang segera
berbuka akan meraih pahala lebih besar daripada yang menunda-nundanya.
4. Tidak Berlebihan dalam Makan. Jangan
terlalu kenyang makan malam, harus sekedarnya saja. Jika terlalu kenyang,
kemungkinan tidak bisa mengisi malam dengan ibadah yang utama. Demikian juga
jangan makan terlalu kenyang di waktu sahur, sebaiknya sekedarnya saja agar di
siang hari bisa lebih energik mengisi waktu dengan aktivitas bermanfaat. Ingat,
Nabi Yahya ‘alaihissalam pernah dikalahkan setan satu kali
seumur hidupnya, gara-gara makan kekenyangan.
5. Banyak Beramal Shaleh. Pahala
ibadah di bulan Ramadhan berlipat-lipat nilainya. Amalan sunnah dinilai wajib
dan amalan wajib dilipatgandakan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Bacalah
Al-Quran, berdoa, berzikir, shalat, sedekah, atau mendalami ilmu syar'i. Ibnu
Abbas radhiyallahu ‘anhu menjelaskan amalan Rasulullah, “Adalah Rasulullah orang yang
paling dermawan. Dan ia semakin dermawan lagi ketika bulan Ramadhan pada saat
Jibril mengecek kembali Al-Quran yang telah dihapal oleh Nabi. Sungguh Nabi
Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu jauh lebih dermawan daripada angin
yang berhembus dengan cepat.”[]
0 komentar:
Posting Komentar