Sabtu, 31 Desember 2016

Adab-adab Shaum Ramadhan

1.  Niat Shaum. Maksudnya, kesengajaan hati untuk melaksanakan shaum Ramadhan di siang hari. Niat tidak usah dilafadkan. Melafadkan niat dinilai sebagai perbuatan yang diada-adakan dan tidak masuk akal, karena niat tempatnya di dalam hati, bukan di lisan. Orang yang niat shaum Ramadhan tidak perlu memperbaharui niat pada setiap malam bulan Ramadhan, cukup ia berniat melaksanakan ibadah shaum saat akan memasuki bulan Ramadhan.
2.    Mengakhirkan Sahur. Waktu sahur yang paling baik menjelang shubuh, kira-kira sama dengan orang yang membaca Al-Quran 50 ayat dengan tartil. Inilah sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Mengakhirkan sahur lebih mengenakkan bagi orang yang shaum dan lebih selamat dari serangan kantuk. Ukuran 50 ayat sekitar 10 – 15 menit menjelang adzan shubuh.
3. Menyegerakan Berbuka. Dalam hadits Al-Bukhari Rasulullah bersabda, “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan sepanjang menyegerakan buka.”  Shaum ditetapkan dari mulai terbit fajar sampai tibanya waktu maghrib. Bila maghrib telah tiba, maka disunnahkan segera mencicipi makanan ringan yang manis. Jadi, orang yang segera berbuka akan meraih pahala lebih besar daripada yang menunda-nundanya.
4. Tidak Berlebihan dalam Makan. Jangan terlalu kenyang makan malam, harus sekedarnya saja. Jika terlalu kenyang, kemungkinan tidak bisa mengisi malam dengan ibadah yang utama. Demikian juga jangan makan terlalu kenyang di waktu sahur, sebaiknya sekedarnya saja agar di siang hari bisa lebih energik mengisi waktu dengan aktivitas bermanfaat. Ingat, Nabi Yahya ‘alaihissalam pernah dikalahkan setan satu kali seumur hidupnya, gara-gara makan kekenyangan.
5.  Banyak Beramal Shaleh. Pahala ibadah di bulan Ramadhan berlipat-lipat nilainya. Amalan sunnah dinilai wajib dan amalan wajib dilipatgandakan sepuluh sampai tujuh ratus kali lipat. Bacalah Al-Quran, berdoa, berzikir, shalat, sedekah, atau mendalami ilmu syar'i. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu menjelaskan amalan Rasulullah, “Adalah Rasulullah orang yang paling dermawan. Dan ia semakin dermawan lagi ketika bulan Ramadhan pada saat Jibril mengecek kembali Al-Quran yang telah dihapal oleh Nabi. Sungguh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam itu jauh lebih dermawan daripada angin yang berhembus dengan cepat.”[]


0 komentar:

Posting Komentar