Sabtu, 31 Desember 2016

Memenangkan Perang Urat Syaraf

Dengan melancarkan perang urat syaraf, musuh Islam menghendaki berbagai tujuan. Diantaranya. Pertama, mendangkalkan akidah hingga pemurtadan. Jika banyak muslim yang murtad, maka Islam menjadi lemah dari segi kuantitas. Kedua, menumbuhkan keraguan terhadap ajaran islam. Mereka menyebut syariat Islam sudah tertinggal oleh jaman, tidak bisa diterapkan lagi dalam kehidupan sekarang, hukum potong tangan, dan rajam disebut tidak manusiawi. Intinya membuat ragu kaum muslimin terhadap agamanya.
Ketiga, mereka menciptakan sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan) di jiwa umat Islam. Keempat, menumbuhkan Islamphobia baik pada kalangan (umat) Islam maupun kalangan non-islam. Mereka menciptakan istilah, “Perang melawan Teroris” dan yang mereka jadikan sebagai teroris adalah umat islam yang berjuang untuk menegakkan Islam. Kelima, merusak moral kaum muslimin dengan pergaulan bebas.
Tidak ada lagi jalan untuk menghadapi kekuatan kaum kafirin dalam perang urat syaraf ini, kecuali terlebih dahulu mengembalikan umat Islam pada sumber kekuatan yang utama, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman generasi Islam pertama, yaitu generasi Rasul dan para sahabat, tabi’in dan tabiut tabi’in. Menempuh jalan ini berarti membuka wawasan umat untuk mengenal siapa kawan dan mana lawan. Dengan jalan ini pula kran semangat jihad, iqamatul hujjah (penegakkan hujjah) akan mengalir di dada kaum muslimin dengan ditopang oleh iqamatul quwwah (penegakkan kekuatan).
Melawan arogansi kuffar yang kadung menggurita, umat Islam harus mau kembali pada gerakan dakwah, yakni mensinergiskan antara dakwah kultural dan dakwah struktural. Seperti yang dilakukan di beberapa daerah yang berdakwah kultural dengan membuat lingkungan yang se-islami mungkin, meniadakan papan-papan reklame yang tidak senonoh dan menggantikannya dengan billboard-billboard bertuliskan ayat-ayat suci Al-Quran yang disesuaikan dengan tempatnya, di terminal dipasang ayat-ayat yang melarang perjudian, mabuk-mabukan, di pasar ada larangan menipu dan berbuat curang.
Sedangkan dakwah struktural dilakukan oleh pejabat setempat yang mengintruksikan seluruh pegawai muslimah negeri, siswi SLTP dan SLTA untuk menggunakan busana muslimah. Dampaknya, tidak jarang orang segan masuk ke kantor tanpa salam terlebih dahulu. Namun sayang, kebijakan yang sudah positif ini, karena pergantian kepemimpianan, akhirnya di beberapa daerah ada yang diubah kembali. Karena sang pemimpin tersebut memang bukan orang Islam dan memusuhi umat Islam.
Dr. Muhammad Sayyid Al-Musayyar mengatakan, untuk menangkal musuh-musuh Islam, kaum muslimin perlu mempersiapkan para da’i yang realisasinya sampai tingkat internasional dengan upaya sebagai berikut:
1.  Mendirikan lembaga-lembaga ilmu pengetahuan dan universitas-universitas di negara-negara Islam dengan menjadikan akidah Islamiyyah sebagai landasan berfikir.
2.      Menambah jumlah beasiswa bagi anak-anak muslim untuk memperdalam agama.
3.   Mendirikan lembaga-lembaga riset dan terjemah untuk meng-counter setiap tuduhan dan syubhat tentang Islam.
4.  Memberi bantuan untuk mencetak mushaf Al-Quran dan menterjemahkannya ke dalam berbagai bahasa di dunia.
5.   Menghidupkan budaya wakaf dan investasi untuk pengembangan masyarakat Islam yang miskin.
Selain itu, beliau juga mengusulkan agar umat Islam melakukan reformasi terhadap media. Reformasi media yang ia maksud ini mencakup beberapa sisi sebagai berikut:
1.  Tujuan media massa tersebut adalah pemantapan terhadap dakwah Islam, membangun kepribadian islami, dan implementasi secara shahih terhadap kehidupan islami.
2. Agar yang disiapkan menjadi orang pers tersebut adalah orang-orang dakwah yang memerankan tujuan agung dan menampilkan sosok muslim sejati.
3.      Agar lebih mengutamakan problematika keislaman kontemporer dengan kaca mata Islam.
4.   Agar lebih menampilkan sisi perjuangan Islam modern, khususnya dalam bidang ekonomi, politik, ilmu pengetahuan, dan militer.
5.  Agar memberikan model pendidikan yang mencoba meraih ketinggian dan kehormatan dalam hal selera, pemikiran, dan moral. Bukannya memenuhi nafsu dan syahwat manusia.
Sesungguhnya, andai umat Islam bersegera  kembali kepada Al-Quran dan As-Sunnah dengan pemahaman yang benar, yaitu pemahaman generasi Islam pertama, juga bersegera melaksanakan beberapa nasehat ulama di atas, pasti Islam akan segera berjaya kembali mengatur dunia, dan Barat akan gulung tikar dalam kehinaan dan kehancuran. Insya Allah.[]


Penulis : RAMDAN PRIATNA, S.Sos.I
1.     Direktur UPU
2.    Kepala Sekolah SDIT BAHTERA NUH
3.    Ketua FKAD (Forum Komunikasi Aktivis Dakwah)

0 komentar:

Posting Komentar