Jumat, 06 Januari 2017

Rambu-rambu Qunut Nazilah

Al-Hafid Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahullah, “Qunut adalah suatu doa di dalam shalat pada tempat yang khusus dalam keadaan berdiri.” (Fathul Bary, Imam Ibnu Hajar Al-Asqalany, 2/490.) Nazilah artinya malapetaka atau musibah yang turun menimpa kaum muslimin dalam bentuk gempa, banjir, pembantaian, penyerangan, penganiayaan dan lain sebagainya.
Menurut Syaikh Ibnu 'Utsaimin rahimahullah, qunut ialah satu istilah yang diberikan kepada doa yang sesuai dengan sesuatu keadaan atau ketika berlakunya sesuatu bencana. Inilah apa yang dinamakan sebagai qunut nazilah. (Ibnu Al-'Utsaimin, Syarah Bulugh Al-Maram, Kitab Ash-Shalah, 224).
Hukum membaca qunut nazilah
Qunut nazilah sunnah untuk dibaca jika ada sebab-sebab adanya bencana atau musibah yang menimpa kaum muslimin. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Qunut ini disunnahkan ketika terjadi musibah besar. Pendapat ini merupakan pendapat ulama ahli fiqh dari kalangan ahli hadits, pendapat ini juga merupakan pendapat Khulafa Al-Rasyidin.”(Majmu Al-Fatawa 23/108).
Berdasarkan riwayat daripada Anas bin Malik,
أَنَّ رِعْلاً وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ وَبَنِي لَحْيَانَ اسْتَمَدُّوا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى عَدُوٍّ فَأَمَدَّهُمْ بِسَبْعِينَ مِنَ الْأَنْصَارِ كُنَّا نُسَمِّيهِمُ الْقُرَّاءَ فِي زَمَانِهِمْ كَانُوا يَحْتَطِبُونَ بِالنَّهَارِ وَيُصَلُّونَ بِاللَّيْلِ حَتَّى كَانُوا بِبِئْرِ مَعُونَةَ قَتَلُوهُمْ وَغَدَرُوا بِهِمْ فَبَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَنَتَ شَهْرًا يَدْعُو فِي الصُّبْحِ عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ وَبَنِي لَحْيَانَ
“Bahwa Bani Ri’lin, Zakwan, Usaiyah dan Bani Lahyan pernah meminta pertolongan pada Rasulullah untuk menghadapi musuh mereka. Maka baginda mengirim bantuan sebanyak 70 orang sahabat dari golongan Anshar. Kami menamakan mereka sebagai Al-Qurra, mereka dahulunya mengedarkan makanan untuk orang-orang yang memerlukan pada siang hari dan banyak menunaikan shalat pada malam hari. Sampailah mereka di Bi’ri Ma’unah, tiba-tiba mereka dibunuh dan dikhanati oleh kabilah-kabilah tersebut. Ketika berita itu sampai kepada Nabi, baginda membaca qunut (nazilah) selama sebulan dan berdoa dalam shalat shubuh untuk ditimpakan balasan atas pengkhianatan Bani Ri’lin, Zakwan, ‘Usayyah dan Bani Lahyan.” (H.R. Al-Bukhari).
Qunut nazilah adalah disyariatkan ketika terjadi musibah. Sunnah qunut nazilah ini merupakan pendapat para ulama dari mazhab Hanafiyyah, Malikiyyah, Syafi’iyyah, Hanbaliyyah dan lain-lainnya. Imam Syafi’i rahimahullah berkata, “Apabila turun musibah kepada kaum muslimin disyariatkan membaca qunut nazilah pada seluruh shalat wajib.” Syarhus Sunnah karya Imam Al-Baghawi, 2/279.
Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata, “Apabila turun bencana kepada kaum muslimin, hendaknya imam melakukan qunut dan diaminkan oleh orang yang di belakangnya.” (Al-Mughni, 1/450).  Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata, “Di kalangan ulama ada tiga pendapat tentang qunut. Yang paling benar dari tiga pendapat tersebut adalah, qunut disunnahkan ketika ada keperluan” (Taudhih Al-Ahkam, Imam Ibnu Taimiyyah).
Tata cara membaca qunut nazilah
1.   Qunut Nazilah hanya dilakukan karena adanya sebab, yaitu musibah besar yang melanda kaum muslimin. Jika musibah telah berakhir, maka tidak dilakukan lagi.
Sedangkan qunut Nabi shallallahu’alaihi wasallam yang dilakukan selama sebulan penuh bukanlah pembatasan. Rasulullah tidak meneruskan pelaksanaan qunut nazilah setelah sebab yang menjadi alasan beliau untuk melakukan qunut nazilah telah hilang. Yaitu dalam hal ini, datangnya para sahabat yang didoakan Rasulullah dalam doa qunut dengan selamat. Hal ini didasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, “Selama sebulan penuh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam setelah membaca سمع اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ pada rakaat terakhir dari shalat Isya beliau membaca doa qunut: ‘Ya Allah, tolonglah ‘Iyyash bin Abi Rabi’ah. Ya Allah, tolonglah Walid bin Walid. Ya Allah, tolonglah Salamah bin Hisyam. Ya Allah, tolonglah orang-orang lemah dari kaum mukminin. Ya, Allah sempitkanlah jalan-Mu atas orang-orang yang durhaka. Ya Allah, jadikanlah tahun-tahun yang mereka lewati seperti tahun-tahun yang dilewati Yusuf’.”
Ibnul Qoyyim berkata, “Qunut nazilah dilakukan karena ada musibah yang menimpa suatu kaum atau beberapa orang. Dan qunut nazilah tidak dilakukan lagi setelah orang yang didoakan tersebut datang, atau telah terbebas dari tawanan, atau telah pulang dengan selamat, atau orang yang didoakan keburukan telah bertaubat. Karena disyariatkan qunut nazilah adalah untuk menghilangkan musibah tersebut, maka setelah hilang tidak lagi dilakukan qunut nazilah.” [Zaadul Ma’ad 272/1]
2.    Membatasi doa qunut pada apa yang menjadi musibah saat itu.
Tidak dianjurkan menambah doa tentang hal lain pada doa qunut. Karena yang benar adalah mencukupkan doa qunut pada apa yang menjadi musibah saat itu saja. Inilah yang nampak dari dalil-dalil yang telah lalu dan juga dalil yang lain bahwa Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam mengulang-ulang doa qunut yang sama ketika beliau melakukan doa qunut dalam sebulan penuh. Walau terkadang beliau berdoa qunut dengan doa yang agak sedikit berbeda.
3.    Nabi shallallahu’alaihi wa sallam melakukan praktek berdoa qunut nazilah pada lima shalat waktu.
Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan beliau shallallahu ’alaihi wa sallam berdoa qunut pada shalat shubuh, dhuhur, maghrib, dan isya. Adapun pada shalat Ashar diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Dawud dengan sanad jayyid.
Kebanyakan riwayat menunjukkan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam paling sering berdoa qunut pada shalat Shubuh.
Ibnu Taimiyah berkata, “Disyariatkan doa qunut saat terjadi musibah pada shalat shubuh dan shalat wajib yang lain, untuk mendoakan kaum mukminin dan mendoakan keburukan untuk kaum kuffar. Sebagaimana Umar berdoa qunut untuk memerangi orang Nashara dengan doa اللهم العن كفرة أهل الكتاب[Majmu’ Fatawa 270/22].
Beliau juga berkata, “Doa qunut paling banyak dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pada shalat shubuh.” [Majmu’ Fatawa 269/22].
Ibnul Qoyyim berkata, “Petunjuk Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam dalam berdoa qunut adalah mengkhususkannya hanya pada saat terjadi musibah dan tidak melakukannya jika tidak ada musibah. Selain itu tidak mengkhususkan pada shalat shubuh saja, walaupun memang beliau paling sering melakukan pada shalat shubuh” [Zaadul Ma’ad 273/1].
4.    Doa qunut dilakukan pada rakaat terakhir setelah bangun dari ruku.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, ia berkata, “Sungguh aku bersungguh-sungguh dalam mencontoh shalat Rasulullah shallallahu ’alaihi  wa sallam”. Dan pernah Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu berdoa qunut pada rakaat terakhir shalat dhuhur dan shalat isya serta shalat shubuh setelah membaca سمع اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ kemudian ia berdoa untuk kebaikan kaum mukminin dan keburukan kaum kafir.” [H.R. Bukhari-Muslim]
5.  Tidak menambahkan shalawat kepada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam di akhir doa qunut nazilah. Tidak pula memulai bacaan qunut dengan puji-pujian kepada Allah.
Karena hal ini (yaitu mengawali qunut nazilah dengan tahmid/puji-pujian kepada Allah dan menutup dengan shalawat) tidak dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam sama sekali. Nabi hanya bertakbir kemudian sujud tanpa membaca shalawat atau apapun tambahan doa (selain doa qunut nazilah), jika telah selesai membaca doa qunut nazilah. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh An-Nasai, Ahmad dan As-Siraj, serta Abu Ya’la di dalam Musnad-nya dengan sanad yang jayyid bahwa Nabi jika telah selesai membaca doa qunut (nazilah), ia bertakbir kemudian sujud. (Kitab Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Muyassarah fi Fiqhil Kitab wa Sunnah Al-Muthaharah, hal 133/2 oleh Husain ibnu ‘Audah.)
Hukum asal ibadah adalah tauqifiyyah, tidak boleh menyengaja dalam doa atau zikir dengan dikaitkan pada sebab atau waktu tertentu kecuali berdasarkan atas dalil. Adapun yang diriwayatkan dari sebagian sahabat (tentang bacaan shhlawat ) adalah pada qunut dalam shalat witir.
6.    Yang sesuai dengan syariat, doa qunut itu ringkas.
Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam tidak berdoa qunut dengan bacaan yang panjang. Sebagaimana hadits dari Anas radhiyallahu ’anhu saat ada yang bertanya, “Apakah Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam berdoa qunut pada shalat shubuh?”. Anas menjawab, “Ya. Setelah ruku, dengan doa yang ringkas.” [H.R. Muslim].
7.   Qunut nazilah tidak memiliki lafad tertentu. Lafadnya disesuaikan dengan musibah yang sedang terjadi.
Adapun doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam kepada Al-Hasan yang berbunyi,
اللَّهُمَّ اهْدِنِى فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِى فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِى فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِى شَرَّ مَا قَضَيْتَ فَإِنَّكَ تَقْضِى وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
“Ya Allah, berilah aku petunjuk di antara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, dan berilah aku keselamatan di antara orang-orang yang telah Engkau beri keselamatan, uruslah diriku di antara orang-orang yang telah Engkau urus, berkahilah untukku apa yang telah Engkau berikan kepadaku, lindungilah aku dari keburukan apa yang telah Engkau tetapkan, sesungguhnya Engkau Yang memutuskan dan tidak diputuskan kepadaku, sesungguhnya tidak akan hina orang yang telah Engkau jaga dan Engkau tolong. Engkau Maha Suci dan Maha Tinggi)(H.R. Abu Daud No. 1425, An-Nasai no. 1745, At-Tirmidzi no. 464. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Ini adalah doa qunut pada shalat Witir. Dan tidak terdapat riwayat yang menetapkan bahwa doa ini dibaca Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam pada qunut nazilah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Disunnahkan untuk melakukan qunut nazilah ketika ada musibah, dan disunnahkan pula padanya mendoakan kaum muslimin yang sedang diperangi (musuh).” [Majmu’ Fatawa, 155/21]
Beliau juga berkata, “Dianjurkan seseorang yang melakukan qunut nazilah berdoa sesuai dengan musibah yang terjadi saat itu. Dan jika dalam doanya ia menyebutkan kaum mukminin yang diperangi atau mendoakan kehancuran bagi orang-orang kafir yang memerangi mereka, maka itu adalah sebuah kebaikan.” [Majmu’ Fatawa, 271/22]
Beliau juga berkata, “Umar radhiyallahu ’anhu melakukan qunut nazilah ketika musibah menimpa kaum muslimin. Dan beliau berdoa dengan doa yang sesuai dengan musibah yang terjadi. Sebagaimana Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam berdoa qunut pertama kali untuk mendoakan kehancuran bagi Kabilah Bani Sulaim yang telah membunuh para pembaca Al-Quran. Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam berdoa sesuai dengan keadaan tersebut. Kemudian pada kesempatan lain Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam mendoakan para sahabat yang dalam keadaan lemah. Pada kesempatan inipun Rasulullah berdoa sesuai dengan keadaan.”
Berdoa dengan lafad doa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam yang sesuai dengan musibah yang terjadi pada masa kita sekarang ini adalah sebuah kebaikan. Yaitu misalnya dengan lafad,
الَّلهُمَّ أَنْجِ إِخْوَانَنَا اْلمسلمينَ فِي فَلِسْطِيْنَ ، الَّلهُمَّ اْنصُرْهُمْ ، الَّلهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ على اليهودِ المجرمينَ ومَنْ شَايَعَهُمْ وَأَعَانَهُمْ ، الَّلهُمَّ اْلعِنْهُمْ ، الَّلهُمَّ اْجعَلْهَا عَلَيْهِمْ سِنِيْنَ كَسِنِي يُوْسُفَ
“Ya Allah, berilah kemenangan pada kaum muslimin di Palestina. Ya Allah, tolonglah mereka. Ya, Allah sempitkanlah jalan-Mu atas orang-orang Yahudi yang nista, juga kepada sekutu dan pendukung mereka. Ya Allah, jatuhkan laknat kepada mereka dan jadikanlah tahun-tahun yang mereka lewati seperti tahun-tahun yang dilewati Yusuf.”
Karena doa Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam lebih utama dan juga telah mencakup apa yang dimaksudkan.
8.    Disyariatkan bagi imam shalat untuk mengeraskan suara (dijaharkan ) saat berdoa qunut.
Hal ini didasarkan pada hadits Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu, “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam jika ingin mendoakan kebaikan bagi seseorang, atau mendoakan keburukan bagi seseorang, beliau berdoa qunut setelah ruku setelah membaca سمع اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ beliau membaca: ‘Ya Allah bagi-Mu segala pujian. Ya Allah, tolonglah Walid bin Walid. Ya Allah, tolonglah Salamah bin Hisyam. Ya Allah, tolonglah ‘Iyyash bin Abi Rabi’ah. Ya Allah, tolonglah orang-orang lemah dari kaum mukminin. Ya, Allah sempitkanlah jalan-Mu atas orang-orang yang durhaka. Ya Allah, jadikanlah tahun-tahun yang mereka lewati seperti tahun-tahun yang dilewati Yusuf’. Beliau membacanya dengan suara keras” [H.R. Bukhari]
9.    Disyariatkan bagi makmum untuk ta’min (mengamini) doa imam pada saat berdoa qunut.
Berdasarkan hadits dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ’anhuma yang menceritakan qunut Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, “Beliau mendoakan kutukan terhadap Bani Sulaim dan terhadap Ri’lan, Dzakwan dan ‘Ashiyyah. Dan orang-orang yng di belakang beliau pun mengamininya.” [H.R. Ahmad, Abu Dawud dengan sanad jayyid]
10.     Disyariatkan mengangkat kedua tangan dalam doa qunut.
Dari Abu Rafi’, ia berkata, “Aku shalat di belakang Umar bin Khattab radhiyallahu ’anhu, beliau berdoa qunut setelah bangun dari ruku sambil mengangkat kedua tangannya dan membaca doa dengan suara keras.” [H.R. Baihaqi, ia berkata, “Riwayat ini shahih di nisbatkan kepada Umar”. Dinukil dari Sunan Baihaqi 212/2]
11.     Tidak disyariatkan mengusap wajah setelah selesai berdoa.
Karena riwayat yang menjelaskan tentang mengusap wajah setelah berdoa derajatnya dhaif dan tidak bisa dijadikan hujjah. Al-Baihaqi berkata, “Adapun mengusap wajah setelah selesai berdoa qunut, aku tidak mendapatkan ada ulama salaf yang berpendapat demikian dalam doa qunut. Namun hal ini diriwayatkan sebagian salaf dalam doa di luar shalat. Dan hadits Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam tentang mengusap wajah derajatnya dhaif. Memang hal ini telah dilakukan sebagian salaf di luar shalat, tetapi di dalam shalat tidak ada hadits shahih, ataupun atsar maupun qiyas yang mendasarinya. Dan yang lebih baik adalah tidak melakukannya dan mencukupkan diri pada apa yang diterapkan para salaf radhiyallahu ’anhum, yaitu mengangkat tangan tanpa mengusap wajah setelahnya. Wabillahit Taufiq” [Sunan Baihaqi, 212/2].
Ibnu Taimiyah berkata, “Adapun tentang mengusap wajah dengan kedua tangan tidak ada dalilnya kecuali satu atau dua hadits yang tidak dapat dijadikan hujjah (karena dhaif).” [Majmu’ Fatawa, 519/22].
12.     Yang ditetapkan oleh dalil-dalil yang ada yaitu bahwa qunut nazilah dilakukan pada shalat berjamaah.
Sedangkan qunut nazilah pada shalat Jumat, atau shalat nafilah, atau shalat sendirian tidak ada dalil tegas yang menjelaskannya. Abdurrazzaq membuat bab yang berjudul, “Bab Qunut pada Shalat Jumat” pada Al-Mushonnaf (194/3) miliknya. Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushonnaf (46/2) miliknya membahas tentang qunut pada shalat Jumat. Begitu juga Ibnu Mundzir dalam Al-Ausath (122/4). Mereka semua menyebutkan riwayat dari para sahabat bahwa mereka meninggalkan dan mencela qunut pada shalat Jumat. Namun tidak disebutkan dalam riwayat-riwayat tersebut bahwa yang dimaksud adalah qunut nazilah. Sedangkan dalil-dalil tidak ada yang secara tegas melarang qunut nazilah pada shalat Jumat.
Al-Mardawi berkata, “Rasulullah melakukan qunut pada setiap shalat wajib kecuali shalat Jumat. Inilah pendapat yang benar dari mazhabku karena terdapat nash tentangnya. Pendapat inilah yang dipilih Al-Majid dalam syarah-nya, juga Ibnu ‘Abdaus dalam At-Tadzkir, serta Syaikh Taqiyyuddin dalam Al-Wajiz merajihkan pendapat ini. Sebagian ulama berpendapat: ‘Qunut nazilah juga dilakukan pada shalat Jumat’. Pendapat ini dipilih oleh Al-Qadhi. Namun pendapat ini bertentangan dengan nash.” (Al-Inshaf, 175/2).
13.     Seorang makmum mengikuti imamnya dalam memutuskan ber-qunut atau tidak
Bila imam berqunut, maka makmum mengikutinya berqunut. Jika imam tidak berqunut, maka begitu pula makmum. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya seorang imam diangkat untuk diikuti.” Beliau juga bersabda, “Jangan kalian menyelisihi imam kalian.” Juga sabda beliau yang terdapat dalam Shahih BukharI, “Shalatlah kalian bersama imam. Jika shalatnya imam benar, pahalanya untuk dia dan untukmu. Jika shalatnya imam salah, pahalanya untukmu dan dosanya untuk dia.” (Majmu’ Fatawa, 115-116/23)
Contoh Doa-Doa Qunut Nazilah
Tidak ada lafad yang khusus dalam qunut nazilah. Hanya di bawah ini kami sampaikan lafad-lafad contoh saja untuk tujuan memudahkan. Namun demikian para pembaca boleh menambahkan dengan doa-doa lain yang sesuai dengan keadaan.
اللهُمَّ أَعِزَّ الإسْلَامَ وَالْمُسلمين، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْن, اللهم أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالطُّغَاةَ وَالظَّالِمِيْنَ يا رب العالمين
“Ya Allah muliakanlah Islam dan kaum muslimin, dan hinakanlah kesyirikan dan kaum musyrik. Ya Allah hancurkan musuh-musuh-Mu yang merupakan musuh-musuh agama (Islam). Ya Allah binasakanlah kekufuran, thaghut dan orang-orang yang zalim, wahai Rabb sekalian alam.”
 اللهم اِنَّنَا نَجْعَلُكَ فى نُحُورِ أعداءِنَا و نَعُوذُ بِكَ مِنْ شُرُورِهِم
 اللهُمَّ بَدِّدْ شَمْلَهُم وَ فَرِّقْ جَمْعَهم و شَتِّتْ كَلِمَتَهم و زَلْزِلْ أَقْدَامَهم يا قهَّار , يا جبَّار , يا مُنْتَقِم, يا الله, يا الله, يا الله
“Ya Allah kami jadikan Engkau di hadapan musuh-musuh kami dan kami berlindung pada-Mu dari kejahatan-kejahatan mereka. Ya Allah cerai-beraikan himpunan mereka, pecah-belahkan kesatuan mereka, cerai-berikanlah kalimah mereka, dan goncangkan kedudukan mereka, wahai Tuhan yang Mahagagah, wahai Tuhan yang Mahakeras, wahai Tuhan yang Maha Membalas, Ya Allah, Ya Allah, Ya Allah,”
اللهُمَّ يَا مُنْزِلَ الْكِتَابَ وَيَا مُجْرِيَ السَّحَابَ وَيَا هَازِمَ الْأَحْزَابَ اِهْزِمْهُمْ وَاْنصُرْنَا عَلَيْهِمْ
“Ya Allah, wahai Tuhan, yang menurunkan Al-Kitab, wahai Tuhan yang menjalankan awan, wahai Tuhan yang mengalahkan tentara Al-Ahzab, kalahkanlah mereka (orang-orang kuffar) dan bantulah kami menghadapi mereka.”
اللَّهُمَّ أَنْجِ المسلمين في فلسطين اللَّهُمَّ أَنْجِ المسلمين في كُلِّ مَكَان, اللَّهُمَّ أَنْجِ الْمُسْتَضْعَفِينَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ, اللَّهُمَّ أهْلِكْ أمْرِيْكَانَ وَمَنْ وَالَاهُمْ, اللهُمَّ أَهْلِكِ الْيَهُوْدَ وَمَنْ وَالَاهُمْ
“Ya Allah, selamatkanlah kaum muslimin di Palestina, Ya Allah selamatkanlah kaum muslimin di semua tempat. Ya Allah selamatkanlah kaum-kaum yang lemah dari kalangan orang-orang yang beriman, Ya Allah hancurkan Amerika dan sekutu-sekutunya. Ya Allah hancurkan Yahudi dan sekutu-sekutunya.”
اللهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِكْ، والْمُضْطَهَدِيْنَ فِيْ دِيْنِهِمْ فِيْ كُلِّ مَكَانٍ، اللهُمَّ انْصُرْ إخْوَانَنَا فِيْ فِلَسْطِيْن ، اللهُمَّ انْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ، اللهُمَّ اجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ، وَوَحِّدْ صُفُوْفَهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ, رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنْ الْخَاسِرِينَ
“Ya Allah bantulah saudara-saudara kami para pejuang di jalan-Mu, yang ditindas karena agama yang mereka anut di semua tempat. Ya Allah bantulah saudara-saudara kami di Palestina, Ya Allah bantulah mereka, Ya Allah bantulah mereka atas musuh-Mu dan musuh mereka, Ya Allah satukanlah kalimah mereka, dan saf-saf mereka, wahai Tuhan sekalian alam, wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menzalimi diri kami sendiri, jika Engkau tidak mengampunkan kami dan mengasihani kami, sudah pasti kami akan tergolong dari kalangan orang-orang yang rugi.”
اللهم اُنْصُرِ المُسْلِمِيْنَ وَالمُجَاهِدِينَ عَلىْ اليَهُود..اللّهم انْصُرْناَ عَلَيْهِم فِي كُلِّ مَكَانٍ..اللّهمّ أَرِناَ فِيْهِمْ عَجَائِبَ قُدْرَتِكَ .. اللّهمّ أًحْصِهِمْ عَدَداً وَاقْتُلْهُمْ بَدَداً وَلاَ تُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَداً..اللّهمّ اجْعَلْهُمْ غَنِيْمَةً لِلْمُسْلِمِيْن..اللّهمّ اجْعَلْ سِلاَحَهُمْ فِي صُدُوْرِهِمْ وَكَيْدَهِمْ فِي نُحُورِهِمْ وَتَدْبِيْرِهِمْ تَدْمِيْراً لهَمُ , اللّهمّ اْجْعَلْ الملائكةَ تُعِيْنُ المسلمين ..اللّهمّ سَدِّدْ رَمْيَهُمْ .. اللّهمّ سَدِّدْ رَصَاصَهُمْ
“Ya Allah, bantulah muslimin dan pejuang Islam dalam pertempurannya dengan Yahudi. Ya Allah bantulah kami untuk mengalahkan mereka di mana saja. Ya Allah tunjukkanlah kepada mereka keajaiban kuasa-Mu. Ya Allah jadikanlah mereka dibilang, dan bunuhlah mereka sebinasa-binasanya, dan janganlah Engkau lepaskan mereka walau seorang. Ya Allah jadikanlah senjata dan harta mereka sebagai harta rampasan di tangan kaum muslim. Ya Allah jadikanlah senjata mereka mengenai dada mereka sendiri, dan tipu daya mereka mengenai tengkuk mereka, dan rancangan mereka penghancur mereka sendiri, Ya Allah jadikanlah para malaikat membantu kaum muslimin. Ya Allah tepatkanlah tembakan dan lontaran mereka.”
اللّهمّ أَهْلِكْهُمْ كَمَا أَهْلَكْتَ إِرَمَ وَعَاد اللّهمّ صُبَّ عَلَيْهِمْ سَوْطَ عَذَابِ فَإِنَّهُمْ أَفْسَدُوْا فِي البِلاَدِ وَقَتَلُوْا العِبَادَ , اللهم انصُرْ إِخْوَانَناَ فِي لُبْناَن وَفِلَسْطِين وَافغانستان والعراق وَجَمِيْعِ بِلاَدِ المسلمين
“Ya Allah hancurkanlah mereka sebagaimana Engkau menghancurkan kaum Iram dan ‘Ad. Ya Allah palulah mereka dengan paluan azab karena mereka telah melakukan kerusakan dalam negara dan membunuh para hamba-Mu. Ya Allah bantulah saudara kami di Libanon, Palestina, Afganistan, Irak dan seluruh negara umat Islam.”
اللّهمّ إِنَّا نَجْعَلُكَ فِي نُحُورِ أَعْدَائِنَا ، ونَعُوذُ بِكَ مِنْ شُرُوْرِهِمْ
اللّهمّ مُنْزِلَ الكِتَابِ، وَمُجْرِيَ السَّحَابِ، وَهَازِمَ الأَحْزَابِ، اِهْزِمْ اليَهُودَ الغَاصِبِيْنَ المحُتَلِّيْنَ، وَانْصُرْناَ عَلَيْهِمْ وَزَلْزِلْهُم. اللّهُمّ بَدِّدْ شَمْلَهُم وَفَرِّقْ جَمْعَهُمْ، و شَتِّتْ كَلِمَتَهُم , خَالِفْ بَيْنَ قُلُوبِهِم، ، وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُم , وَسَلِّطْ عَلَيْهِمْ كَلْباً مِنْ كِلاَبِكَ يا قهار , يا جبار و يا مُنْتَقِمَ , اللهم أَنْزِلِ بِهِم بَأْسَكَ الَّذِيْ لايُرَدُّ عَنِ القَوْمِ المُجْرِمِين.
“Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami menjadikan-Mu sebagai dinding dari musuh-musuh kami, dan kami berlindung dengan-Mu dari kejahatan mereka.”
“Wahai Tuhan kami, wahai Tuhan yang menurunkan Al-Kitab (al-Quran), dan wahai yang menjalankan awan, dan wahai yang menghancurkan tentara Al-Ahzab, hancurkanlah Yahudi perampas dan penjajah dan bantulah kami atas mereka dan goyahkanlah mereka.”
“Wahai Tuhan kami, binasakanlah kesempurnaan mereka, dan pecah-belahkanlah kesatuan mereka, dan gagapkanlah perkataan merek, pecah-belahkanlah hati-hati mereka, goyahkanlah pendirian mereka, dan hantarkanlah anjing ke atas mereka dari anjing-anjing suruhan-Mu, wahai Tuhan Yang Mahagagah Perkasa, wahai Tuhan Yang Mahaberani, wahai Tuhan Yang Maha Membalas, wahai Allah tuhan kami, turunkanlah ke atas mereka kemarahan dari-Mu yang tidak mampu ditolak oleh kaum yang berdosa.”
الَّلهُمَّ اَهْلِكِ الكَفَرَةَ وَ اْلمشركينَ, أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ
. الَّلهُمَّ شَتِّتْ شَمْلَهُمْ, وَمَزِّقْ جَمْعَهُمْ, وَزَلْزِلْ أَقْدَامَهُمْ, وَأَلْقِ فِى قُلُوْبِهْمُ الُّرعْبَ, إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٍ
“Wahai Allah, hancurkanlah kaum kuffar dan musyrik: musuh-musuh-Mu dan musuh-musuh agamamu. Wahai Allah cerai-beraikanlah persatuan mereka; cabik-cabiklah kesatuan mereka; goyahkan kaki mereka; dan lemparkan rasa gentar ke hati mereka. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”
الَّلهُمَّ اَعِزَّ اْلإِسْلَامَ و المسلمينَ وَاَهْلِكِ اْلكَفَرَةَ و المبتدعة و المشركين أعدائك اعداء الدين اللهم شتت شملهم و مزق جمعهم و زلزل أقدامهم و الق في قلوبهم الرعب انك على كل شئ قدير
“Ya Allah muliakanlah Islam dan kaum muslimin, dan hancurkanlah orang-orang kafir, dan orang-orang ahlu bid’ah dan orang-orang musyrikin musuh-musuh-Mu dan musuh-musuh agama-Mu. cerai-beraikanlah persatuan mereka; cabik-cabiklah kesatuan mereka; goyahkan kaki mereka; dan lemparkan rasa gentar ke hati mereka. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”
الَّلهُمَّ أَصْلِحْ جَمِيْعَ وُلَاةِ اْلمسلمينَ، وَاْنصُرِ اْلِاسْلَامَ وَالمسلمينَ وَاَهْلِكِ اْلكَفَرَةَ وَاْلمبتَدِعَةَ والمشركينَ. وَأَعْلِ كَلِمَتَكَ إلى يومِ الدِّيْنِ
“Wahai Allah perbaikilah para pemimpin-pemimpin kaum muslimin, dan bantulah Islam dan muslimin, dan hancurkanlah kaum kuffar dan orang-orang ahli bid’ah serta orang-orang yang musyrik, dan tinggikanlah kalimah-Mu sampai hari kiamat.”
الَّلهُمَّ أَنْجِ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ فِي فَلِسْطِيْنَ ، الَّلهُمَّ انْصُرْهُمْ ، الَّلهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى اْليَهُوْدِ اْلمجرمينَ وَمَنْ شَايَعَهُمْ وَأَعَانَهُمْ ، الَّلهُمَّ اْلعِنْهُمْ ، الَّلهُمَّ اجْعَلْهَا عَلَيْهِمْ سِنِيْنَ كَسِنِيْ يُوْسُفَ
“Ya Allah, berilah kemenangan pada dari kaum muslimin di Palestina. Ya Allah, tolonglah mereka. Ya, Allah sempitkanlah jalan-Mu atas orang-orang Yahudi yang nista, juga kepada sekutu dan pendukung mereka. Ya Allah, jatuhkan laknat kepada mereka dan jadikanlah tahun-tahun yang mereka lewati seperti tahun-tahun yang dilewati Yusuf”
اَللَّهُمَّ عَذِّبِ الْكَفَرَةَ وَأَهْلَ الْكِتَابِ الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ،اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإسْلَامَ وَالْمُسلمين، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدِّيْن, اَللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالطُّغَاةَ وَالظَّالِمِيْنَ يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْن،
“Ya Allah turunkanlah azab kepada kaum kuffar dan ahli kitab yang menghalang dari jalan-Mu, Ya Allah muliakanlah Islam dan kaum muslimin, dan hinakanlah kesyirikan dan kaum musyrik, Ya Allah hancurkan musuh-musuh-Mu yang merupakan musuh-musuh agama-Mu (Islam), Ya Allah binasakanlah kekufuran, thaghut dan orang-orang yang zalim, Wahai tuhan sekalian alam.”
اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ سَبِيْلِكْ، والْمُضْطَهَدِيْنَ فِيْ دِيْنِهِمْ فِيْ كُلِّ مَكَان، اَللَّهُمَّ انْصُرْ إخْوَانَنَا فِيْ فِلِسْطِيْن وفي رُوْهِيڠيَا، اَللَّهُمَّ انْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ وَعَدُوِّهِمْ، اَللَّهُمَّ اجْمَعْ كَلِمَتَهُمْ، وَوَحِّدْ صُفُوْفَهُمْ، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ
“Ya Allah bantulah saudara-saudara kami para pejuang di jalan-Mu, yang ditindas kerana agama yang mereka anut di semua tempat. Ya Allah bantulah saudara-saudara kami di Palestina dan di Rohingya, Ya Allah bantulah mereka, Ya Allah bantulah mereka berdepan dengan musuh-Mu dan musuh mereka, Ya Allah satukanlah kalimah mereka, dan saf-saf mereka, wahai Tuhan sekelian alam”
اللَّهُمَّ قَاتِلِ الْكَفَرَةَ الَّذِيْنَ يَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِكَ وَيُكَذِّبُوْنَ رُسُلَكَ وَلاَ يُؤْمِنُوْنَ بِوَعْدِكَ، وَخَالِفْ بَيْنَ كَلِمَتِهِمْ وَأَلْقِ فِيْ قُلُوْبِهِمْ الرُّعْبَ، وَأَلْقِ عَلَيْهِمْ رِجْزَكَ وَعَذَابَكَ إِلَهَ الْحَقِّ.

”Ya Allah, perangilah orang-orang kafir yang mencegah manusia dari jalan-Mu, yang mendustakan Rasul-rasul-Mu dan tak beriman kepada janji-Mu. (Ya Allah) perselisihkanlah, hancurkanlah persatuan mereka, timpakanlah rasa takut ke dalam hati mereka, timpakanlah kehinaan dan siksa-Mu atas mereka. (Ya Allah) Ilah yang Haq.”

Senin, 02 Januari 2017

UPU Membantu Korban Gempa Pidie Aceh

Pada tanggal 07 Desember 2016, sebuah gempa bumi berkekuatan 6,5 SR mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Indonesia, pada pukul 5.03.36 Waktu Indonesia Barat. Menurut laporan Badan Nasional Penanggulan Bencana, sedikitnya 104 orang meninggal dunia akibat gempa ini.

Demi meringankan beban penderitaan saudara kita ini, tim UPU dating ke lokasi gempa pada tanggal 27 – 29 Desember 2016. Tim UPU menyerahkan bantuan berupa uang tunai, 200 tas sekolah, dan penyelenggaraan trauma healing bagi anak-anak korban gempa.

Sebagian kegiatan UPU di Pidie Aceh ini kami abadikan dalam foto di bawah ini:












Minggu, 01 Januari 2017